Pasangan suami istri (Pasutri) dari Idaho Amerika Serikat memiliki impian besar terhadap energi terbarukan, khususnya energi matahari dan revolusi teknologi transportasi, Scott dan Julie Brusaw bercita-cita seluruh jalan di Amerika Serikat dibangun dari panel surya sehingga menciptakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) jalan terpanjang di dunia. Panel surya di PLTS Jalan berbentuk persegi delapan, memiliki fungsi yang hampir sama dengan paving blok persegi delapan yang dipasang di beberapa jalan di Indonesia. Dengan konsep ini, panel surya bisa menggantikan aspal atau beton.
“Saat pemanasan global menjadi isu terhangat, kami mulai memunculkan ide mengganti aspal dan beton dengan panel surya yang bisa dilintasi kendaraan,” kata Scott Brusaw di websitenya.
Panel surya impian pasutri Idaho bukan panel surya biasa. Panel berbentuk seperti paving blok ini dilengkapi lampu LED dan teknologi sensor jalan. Ini merupakan panel pintar yang bisa saling berkomunikasi tanpa kabel (wireless). Selain menghasilkan listrik, lampu LED di panel bisa menyala sesuai program sehingga bisa menyala menghasilkan huruf atau marka jalan. Panel juga dilengkapi sistem pemanas yang bisa dimanfaatkan untuk membersihkan jalan dari salju. Berikutnya, sensor di panel bisa dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas penunjang transportasi seperti peringatan dini kecelakaan, daerah rawan bencana, parkir, dan fungsi lainnya. Dengan smartphone, pengendara bisa mendapatkan informasi seputar transportasi dari sensor yang dipasang di PLTS jalan. Sensor juga dilengkapi peringatan dini terhadap pencurian panel surya.
Jika mimpi ini terwujud maka revolusi di bidang energi terbarukan dan sistem transportasi akan menjadi kenyataan. Namun, keinginan keras dari pasutri ini tidak otomatis berjalan dengan mulus. Banyak pihak yang mencibir ide PLTS jalan ini. Banyak kritik dilontarkan, termasuk pembangunan yang lebih mahal hingga 500 persen dibandingkan jalan beton atau aspal sampai dengan teknologi yang digembar-gemborkan pasutri Scott dan Julie masih dalam tingkat laboratrium.
Meski begitu, Solar Roadways Inc milik pasutri tersebut menerima banyak dukungan, baik dari masyarakat, pemerintah, maupun perusahaan swasta di AS. Solar Roadways menerima banyak penghargaan,diantaranya "Most Promising Renewable Energy Award" dari EE Times Annual Creativity in Electronics (ACE). Dukungan dana juga mengalir. Kementerian Transportasi Amerika Serikat memberikan dana hibah 100.000 dolar untuk membuat studi kelayakan atas ide PLTS jalan. Kampanye PLTS jalan berhasil menggalang dana masyarakat hingga 2,2 juta dolar.
Panel Surya PLTS Jalan
Scott mendisain panel surya PLTS jalan hampir sama dengan paving blok segi delapan yang sering kita jumpai di berbagai tempat. Panel terbuat dari sel fotovoltaik yang dilapisi kaca anti gores (tempered glass). Bahan tempered glass diyakini bisa menahan beban hingga 110 ton sehingga bisa menahan beban truk tronton. Ada dua disain untuk permukaan, yaitu semi halus untuk jalur lambat dan kasar untuk jalur cepat.
Masing-masing panel bisa berfungsi independen sehingga kerusakan bisa diperbaiki dengan mengganti panel yang rusak seperti halnya paving blok. Dengan begitu, tidak perlu mengadakan perbaikan secara menyeluruh. Berdasarkan analisa Scott, model paving blok membuat biaya perawatan PLTS jalan menjadi jauh lebih murah dibandingkan aspal dan beton. Panel surya diproduksi untuk pemakaian 20 tahun atau 10 tahun lebih pendek dari panel surya konvensional yang memiliki usia pakai 30 tahun. Seperti diketahui, panel surya konvensional akan turun efisiensinya setelah dipakai 30 tahun.
Solar Roadways Inc memiliki 2 produk panel surya unggulan, SR2 yang menghasilkan daya 36 watt per panel dan SR3 48 watt per panel. SR2 mampu menghasilkan daya 302.506 mega watt jam (MWh) per tahun per satu mil jalan 1 jalur. Jadi, untuk 1 mil jalan 2 jalur bisa mendukung kebutuhan listrik 86 rumah. Jika seluruh jalan di Amerika diganti PLTS jalan, maka produksi listriknya mencapai 14.085 miliar kilowatt jam. Bandingkan dengan total kebutuhan listrik Amerika tahun 2014 yang hanya tercatat 3.937 miliar kilowatt jam.
Panel surya juga dilengkapi pemanas yang bisa menjaga suhu permukaan pada level 0 derajat selsius sehingga bisa mencairkan salju. Selain lampu LED, panel juga dilengkapi local positioning system sehingga bisa mendukung sistem transportasi berbasis teknologi. Berikutnya, dipasang juga sensor beban sehingga tidak diperlukan lagi jembatan timbang untuk mencegah kendaraan yang kelebihan beban melintas.
Scott menyebutkan, salah satu keunggulan PLTS jalan adalah bisa membiayai sendiri pemeliharaan jalan. Hasil penjualan listrik PLTS jalan bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dana pemeliharaan. Bandingkan dengan jalan aspal dan beton yang setiap tahun membutuhkan dana pemeriharaan seperti perbaikan kerusakan dan pengecatan marka jalan.
Kritik PLTS Jalan
Berbagai pendapat diutarakan oleh pakar menanggapi ide ini. Jonathan Levine, professor perencanaan kota dari University of Michigan menilai, bahwa ide Scott bisa diaplikasikan dahulu melalui proyek percontohan di kota kecil. Scott bisa membangun PLTS jalan di areal parkir kendaraan. Salah satu pakar memperkirakan dibutuhkan dana 56 triliun dolar untuk mengubah jalan di Amerika menjadi PLTS jalan. Berdasarkan kajian ini, PLTS jalan dinilai belum layak.
Sementara, pakar kimia lainnya menilai bahwa PLTS jalan hanya hoax semata. Dia mencatat ada beberapa kelemahan dari ide Scott, yaitu.
- Tempered glass yang jadi bahan PLTS jalan terlalu lembek, licin, dan mahal untuk jadi permukaan jalan.
- Pengadaan teknologi untuk sistem transportasi demi mendukung ide Scott terlalu mahal.
- Produksi listrik dari panel yang datar tidak ekonomis.
- Panel surya sebagai jalan cenderung kotor dan sulit untuk melakukan perawata.
Membangun PLTS Jalan di Route 66
Mimpi Scott dan Julie melihat PLTS jalan agaknya segera terwujud. Departemen Transportasi Missouri bersama Solar Roadways Inc telah memulai pembangunan PLTS jalan di Route 66 Conway. Panel surya yang akan dibangun mampu dilewati truk semi trailer. Panel surya didesain lebih mudah perawatannya dibandingkan aspal dan beton. “Jika berhasil, panel akan menghasilkan listrik yang bisa dijual. Idealnya, panel bisa membiayai dirinya sendiri. Jalan menjadi lebih aman dilewati berkat LED dan bisa membuat jalan tetap kering meski hujan dan salju turun,” kata Pejabat Departemen Transportasi Missouri Tom Blair.
Rencananya, PLTS jalan di Route 66 bisa dituntaskan pada akhir 2016. Pemerintah Missouri akan memantau dampak dari PLTS jalan di Route 66. Setelah selesai dibangun, dampak lalu lintas kendaraan yang melewati Route 66 akan dijadikan kajian. Jika hasilnya positif, banyak jalan di Missouri akan dibangun dengan model PLTS jalan.
Sumber :
- https://en.wikipedia.org/wiki/Solar_Roadways, diakses 2016.
- https://www.engadget.com/2016/07/04/solar-road-technology-comes-to-route-66/, diakses 2016.
- http://www.solarroadways.com/Home/Specifics, diakses 2016.
- http://www.popularmechanics.com/technology/infrastructure/a10730/we-could-build-a-solar-powered-roadway-but-will-we-16879565/, diakses 2016.
- http://www.wired.com/2014/05/solar-road/, diakses 2016.
- http://www.theverge.com/2014/5/26/5751880/plan-to-cover-roads-with-solar-panels-raises-1-million, diakses 2016.
- http://humansarefree.com/2014/04/solar-roadways-replacing-aspalth.html, diakses 2016.
0 komentar:
Posting Komentar